Berita

DINKES KENDAL LAKUKAN FOGGING PADA DAERAH YANG TERJANKIT DBD DI DESA LIMBANGAN

 

Limbangan- Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal setelah mendapatkan laporan dari Puskesmas Kecamatan Limbangan mengenai adanya warga Desa Limbangan yang terjangkit DBD melakukan kegiatan fogging. Kasus DBD di Desa Limbangan memang ada, dengan demikian warga mengharap dilakukanya fogging demi membunuh nyamuk Aedes aegypti supaya kasus DBD tidak bertambah. Kegiatan Fogging dilakukan di RW 05, RW 06, dan RW 07 yang mana terdapat kasus DBD. Fogging dilakukan oleh pihan Dinas Kesehatan Kab. Kendal pada Selasa (27/09/2022) pagi hari pukul 06.30 s.d selesai.

Mengulas mengenai penyakit DBD sendiri yakni demam berdarah adalah penyakit yang sangat rentan dialami di daerah tropis atau subtropis, termasuk Indonesia. Seperti yang telah diketahui bersama, demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kasus tertinggi demam berdarah di Indonesia ditemukan pada tahun 1968-2009. Meski demikian, hingga kini demam berdarah masih sangat menyebar saat musim penghujan tiba. Salah satu upaya pencegahan penyakit demam berdarah adalah dengan melakukan fogging. (www.halodoc.com)

Fogging bisa langsung dilakukan. Sebaik-baiknya waktu adalah pukul 08.00-11.00 dan sekitar pukul 14.00-17.00. Alasannya adalah nyamuk Aedes aegypti aktif pada waktu tersebut. Jika tidak dilakukan tepat waktu, nyamuk bisa saja menjadi kebal terhadap insektisida. Selain itu ternyata fogging memiliki dampak negative juga berikut bahaya mengenai fogging:


Fogging sangat mencemari lingkungan dan akhirnya mencemari manusia. Selain itu, tindakanfogging harganya mahal dengan hasilnya yang tidak begitu signifikan bahkan akan membuat nyamuknya menjadi resisten (kebal dan tak mati karena fogging). Dari Jurnal Epidemiolgy 1992 juga diteliti mengenai hubungan antara paparan malation dengan kejadian kelainan gastrointestinal (saluran cerna). Ditemukan bahwa wanita hamil yang terpapar malation mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar anaknya menderita kelainan gastrointestinal.

Masalah lain yang juga pernah diteliti adalah paparan terhadap malation ini mengakibatkan gagal ginjal, gangguan pada bayi baru lahir, kerusakan gen dan kromosom pada bayi dalam kandungan, kerusakan paru, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Malation juga diduga mempunyai peran terhadap 28 gangguan, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak.

Belum lagi bahaya dari solar yang menjadi bahan pengencer malation. Hasil pembakarannya mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah dibandingkan oksigen. Selain itu, racun hasil pembakarannya mengakibatkan radang paru-paru (sembuh 6-8 minggu), penyumbatan bronchioli (dapat meninggal 3-5 minggu), serta iritasi dan produksi lendir berlebihan pada saluran napas.

 

 

Share :